Buseronlinenews

Rupiah Dibayangi Suku Bunga AS dan Perang Tarif Trump, IHSG Berpotensi Menguat Tipis

JAKARTA – Pergerakan pasar keuangan domestik pada awal pekan ini didominasi oleh sentimen dari ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat dan Tiongkok.

Nilai tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan respons yang beragam.

Mata uang Rupiah masih dibayangi oleh ketidakpastian kebijakan moneter global. Meski demikian, Rupiah mendapatkan sedikit dorongan penguatan di tengah optimisme pasar global mengenai kemungkinan Bank Sentral AS (The Federal Reserve) akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi sebelum akhir tahun.

Ekspektasi ini menahan pelemahan Rupiah terhadap dolar AS.

Sementara itu, investor di pasar saham harus bersiap menghadapi potensi gejolak akibat memanasnya kembali perang dagang antara AS dan Tiongkok.

Setelah Presiden Trump mengumumkan penerapan tarif 100% pada produk-produk dari China, pasar Asia, termasuk Indonesia, bersiaga terhadap dampak balasannya.

Meskipun sentimen global cenderung negatif, IHSG diproyeksikan akan bergerak stabil cenderung menguat tipis pada hari ini.

Penguatan ini didukung oleh adanya aksi beli selektif yang dilakukan oleh investor asing pada saham-saham big cap dan optimisme terhadap fundamental ekonomi domestik yang masih relatif kuat.

Investor dan pelaku pasar dihimbau untuk memantau perkembangan terkini dari The Fed dan eskalasi ketegangan dagang AS-China yang akan sangat memengaruhi prospek pasar ke depan.
(Red)