Buseronlinenews

Purbaya Yudhi Sadewa, Gebrakan Sang Bendahara Negara Baru

JAKARTA – Setelah sebulan resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa langsung tancap gas.

Ekonom senior yang dikenal dengan latar belakang unik dari Teknik Elektro hingga perbankan ini, telah menjadi sorotan publik dengan gebrakan kebijakan yang berani, memposisikannya sebagai nahkoda baru fiskal Indonesia yang tegas dan pro-pertumbuhan.

Purbaya dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025, mengambil alih estafet kepemimpinan dari Sri Mulyani Indrawati.

Meski baru menjabat, mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini sudah menunjukkan filosofi kerjanya: akselerasi belanja negara dan penguatan likuiditas untuk menggerakkan sektor riil.

Langkah pertama Purbaya yang paling mencolok adalah kebijakan penempatan dana pemerintah (Saldo Anggaran Lebih/SAL) dalam jumlah besar.

Ia mengungkapkan adanya dana pemerintah yang ‘menganggur’ di Bank Indonesia (BI), dan dengan sigap memutuskan untuk menarik sekitar Rp200 triliun untuk ditempatkan di bank-bank BUMN (Himbara) dan kini merambah ke Bank Pembangunan Daerah (BPD) seperti Bank Jakarta dan Bank Jatim.

Tujuan kebijakan ini sangat jelas: mengubah uang kas yang ‘tertidur’ menjadi likuiditas yang siap disalurkan sebagai kredit ke sektor usaha, utamanya UMKM.

Purbaya berharap, suntikan likuiditas ini akan mendorong pertumbuhan kredit hingga dua digit, yang pada akhirnya memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di daerah.

“Saya sekarang punya Rp275 triliun cash nganggur. Kita ingin uang ini dipakai untuk mendongkrak aktivitas perekonomian,” ujarnya. Kebijakan ini dinilai sebagai sinyal kuat dari pemerintah untuk mengedepankan kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan.

Di internal Kementerian Keuangan, Purbaya menunjukkan sikap tidak kompromi terhadap praktik curang.

Dalam rapat kerja dengan DPR, ia mendukung penuh langkah pemecatan puluhan pegawai di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang terbukti melakukan fraud.

Purbaya menegaskan bahwa integritas adalah kunci untuk menjaga kepercayaan wajib pajak dan masyarakat.

“Seratus rupiah saja ada fraud yang dilakukan oleh anggota kami, akan saya pecat,” tegasnya.

Pesan ini merupakan upaya nyata untuk membersihkan rumah Kemenkeu dan memastikan bahwa mesin ekonomi negara bekerja secara optimal dan akuntabel.

Latar belakang pendidikan Purbaya terbilang unik dan menjadi modal pentingnya sebagai seorang teknokrat.

Ia meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum melanjutkan studinya ke Amerika Serikat dan memperoleh gelar Master of Science (MSc) serta Doktor di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University.

Kombinasi antara kerangka berpikir logis seorang insinyur dan pemahaman makroekonomi yang mendalam menjadikan Purbaya sosok yang mengedepankan pendekatan berbasis data dalam merumuskan kebijakan.

Sebelum menjadi Menkeu, Purbaya memiliki rekam jejak yang panjang di dunia riset, pasar modal, dan pemerintahan:

  • Chief Economist Danareksa Research Institute.
  • Direktur Utama PT Danareksa Securities.
  • Ketua Dewan Komisioner LPS (2020–2025).

Dengan segudang pengalaman ini, masyarakat dan investor kini menantikan bagaimana Purbaya Yudhi Sadewa akan mengelola keuangan negara untuk membiayai program-program strategis pemerintah, sambil tetap menjaga disiplin fiskal di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.

Mampukah Purbaya membawa optimisme baru ke pasar keuangan dan ekonomi Indonesia? Waktu yang akan menjawab.
(Red)