BENGKALIS – Pemerintah Desa Pematang Duku Timur, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, menggelar Musyawarah Desa (Musdes) Rembug Stunting Tahun 2025 yang dirangkai dengan Penetapan Indeks Desa dan Tim Penyusun RKPDes Tahun Anggaran 2026. Acara berlangsung pada Senin (14/7/2025) pukul 09.30 WIB bertempat di Pendopo Balai Desa, Jalan Banjar Desa Pematang Duku timur
Musdes dibuka secara resmi oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Syukron Wahyudi, S.Pd.I. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa rembug stunting merupakan kewajiban penting yang harus dilaksanakan setiap desa sebagai bentuk upaya percepatan penanganan stunting secara nasional.
Menurut Syukron, rembug stunting tidak hanya menjadi forum musyawarah biasa, namun berperan besar dalam penyusunan rencana pembangunan jangka pendek dan jangka panjang desa. Ia juga menekankan pentingnya mengalokasikan anggaran khusus untuk program pencegahan stunting dalam APBDes.
“Rembug stunting ini turut mempengaruhi penilaian Indeks Desa. Oleh karena itu, keterlibatan seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan agar hasilnya benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, ia mengajak semua peserta untuk meningkatkan kepedulian terhadap ancaman stunting yang masih terjadi pada anak-anak, mengingat dampaknya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Pematang Duku Timur, Ismail, yang diwakili oleh Sekretaris Desa Muhammad Mawardi, menyampaikan bahwa kegiatan rembug stunting merupakan syarat utama dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes).
Ia berharap, Musdes ini menghasilkan langkah konkret dan terukur guna memastikan tumbuh kembang anak-anak di desa berjalan optimal dan terhindar dari risiko stunting. “Kami ingin hasil rembug ini tidak hanya menjadi dokumen, tapi benar-benar bisa ditindaklanjuti secara nyata di lapangan,” tegas Mawardi.
Setelah pembukaan dan sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi inti rembug stunting yang dipandu langsung oleh Ketua BPD. Dalam sesi ini, Kader Pembangunan Manusia (KPM) memaparkan data layanan Posyandu dan evaluasi pelaksanaan program Integrasi Layanan Primer (ILP).
Kader Pembangunan Manusia (KPM) juga mengusulkan serta mengurai sejumlah permasalahan di lapangan, seperti rendahnya partisipasi ibu balita ke Posyandu, kurangnya pemahaman tentang gizi anak, serta keterbatasan sarana pendukung. Semua data usulan tersebut menjadi dasar untuk merumuskan rencana tindak lanjut di APBDES tahun 2026 termasuk PAUD.Penetapan ini dilakukan secara musyawarah oleh peserta yang hadir berdasarkan Indeks Desa.
Pihak Puskesmas Pematang Duku turut hadir memberikan masukan mengenai peningkatan kualitas layanan kesehatan. Mereka menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menekan angka stunting di tingkat desa melalui intervensi berbasis keluarga.
Sementara itu, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)koordinator Kecamatan ( KORCAM ) juga menyampaikan bahwa kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) harus terus diintegrasikan ke dalam ILP. Menurutnya, penyuluhan keluarga, pola asuh, dan pemantauan tumbuh kembang anak menjadi kunci utama dalam pencegahan stunting.
Musdes ditutup dengan harapan besar dari seluruh peserta agar hasil pertemuan dapat diimplementasikan secara maksimal dan menjadi solusi nyata dalam mengatasi persoalan kesehatan anak dan pembangunan desa secara umum.
Acara Musdes Rembuk Stanting dihadiri oleh. Ketua BPD Desa pematang Duku timur Syukron Wahyudi, S, Pdi. Pj Kades yang diwakili sekertaris Desa Muhammad Mawardi. Dr Gizi puskesmas pematang Duku, Kader Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) Tokoh masyarakat, Tokoh agama serta undangan lainya..
Liputan : Wintoro







