
Simalungun- Menyikapi Acara Sosialisasi Tanam Ulang Kelapa Sawit di Afdeling III dan VII Kebun Teh Sidamanik, dengan surat edaran undangan resmi oleh Manager Kebun dan Pabrik Teh Sidamanik Regional II PTP N IV yang diadakan jam 09.30 WIB (05/07/’25) di Kantor Tobasari, PTPN IV Regional II, mengundangkan: Camat, Perangkat Kelurahan/Nagori dan Masyarakat se-wilayah Sidamanik, PMS DPC Simalungun bersikap Tegas Menolak dilakukan konversi Tanaman Teh menjadi tanaman Kelapa Sawit di Perkebunan Teh Sidamanik.
Beredarnya Suarat tentang Sosialisa Konversi penanaman ulang kelapa sawit dimaksud, menjadi Topik pembahasan serius di Group PMS DPC Simalungun.
Partuha Maujana Simalungun(PMS) tetap mendukung mengintensifkan tanaman Teh karena merupakan tanaman konservasi lingkungan.
Ketua PMS DPC Simalungun, H. BurhanSaragih, SH menjelaskan, “Bahwa Kebun Teh Sidamanik didirikan pada masa Kolonial Belanda awal abat ke-19 yaitu lahirnya perkebunan Teh tersebut berdasarkan perjanjian antara Belanda dengan Raja Siantar dari Sidamanik(Vorte Verklering).
Lanjut Ketua,” Publik tahu dan kita semua yakin, Belanda adalah termasuk manusia pintar: membidik/memilih suatu lahan yang tepat untuk dijadikan Kebun Teh, tidak sembarangan/asal asalan tapi penuh analisa dan pertimbangan termasuk masa depan lingkungan/ekosistim, serta yang terpenting adalah lahan ketinggian 1100 meter dpl dan topografinya.
Dan struktur granul, tekstur tanah yang cocok dan ideal untuk tanaman Teh, penanaman Teh yang berkelanjutan suatu alternatif mencegah erosi tanah dan menjaga keseimbangan air di sekitarnya” pungkas Ketua.
Sekretaris PMS, Robinhood Purba, SE menegaskan, “Pihak PTPN IV jangan hanya tergiur melihat Profit semata dengan Kebun Sawit, tapi sungguh penting mempertimbangkan dampak dari konversi yang bisa mengakibatkan banjir besar saat hujan deras, seperti yang sering kita lihat hal yang meresahkan disepanjang jalan Panei Tongah menuju Raya dikala hujan deras air meluap bagaikan sungai Bahbolon mengalir di badan jalan meskipun parit jalan sisi kiri dan kanan sudah di perdalam, kuat dugaan sebagai dampak banjir akibat konversi perkebunan Marjandi dan Panombean Pane PTPN IV” jelasnya.
Masih Sekretaris, “Mengacu kepada dampak yang sungguh meresahkan dan merugikan itu, PMS DPC Simalungun bangkit di garda Terdepan Menolak Tegas konversi dan tetap mendukung konservasi dengan mengintensifkan tanaman Teh yang ramah lingkungan demi prinsip Habonaron Do Bona” tegasnya.
KabiroBuser-Tim