
Buseronlinenews.com – Lapangan sepakbola yang diharapkan oleh masyarakat Sampang hususnya bagi para pecinta sepak bola di kabupaten Sampang yang sudah di bangun dan selesai Namun itu semua hanya menyisakan rasa Kekecewaan yang begitu mendalam bagi para Football mania dan Masyarakat Kabupaten Sampang.
Pasanlya Proyek pembangunan Lapangan Sepak Bola di Kabupaten Sampang senilai Rp2,5 miliar kini menjadi bahan gunjingan masyarakat, alih-alih menjadi fasilitas olahraga berkualitas, proyek ini justru menyisakan deretan persoalan serius, yang lebih memalukan, proyek ini dinyatakan selesai melalui PHO meskipun masih penuh kekurangan.
Disporabudpar Sampang sebagai penanggung jawab dan kontraktor CV. IKA MULYA CIPTA MANDIRI, yang dikenal dengan sebutan “Sinyo”, kini jadi sorotan utama atas dugaan ketidakbecusan Pembangunan Lapangan Sepakbola ini.
Pantauan di lapangan menunjukkan fakta yang mengejutkan. Instalasi listrik untuk fasilitas lapangan sepak bola hingga kini belum terpasang, membuat lapangan ini tidak lebih dari pajangan kosong yang tak berguna.
Tidak hanya itu, kondisi rumput lapangan terlihat memprihatinkan. Penanaman asal-asalan tanpa perawatan menyebabkan sebagian besar rumput mati, membuat lapangan ini jauh dari standar layak pakai. Sebuah proyek mahal yang hasilnya menyerupai “padang tandus”.
Drainase menggunakan U-DITCH yang dipasang asal-asalan juga menjadi sorotan. Jika hujan turun, lapangan ini bisa berubah menjadi kolam karena saluran air tidak berfungsi optimal.
Lebih buruk lagi, pemadatan Tanah sirtu di sisi barat dan timur lapangan menunjukkan kerja serampangan. Permukaan yang tidak rata bahkan lebih tinggi dari lapangan utama. Hal ini tidak hanya merusak estetika, tetapi juga membahayakan keselamatan para pemain. Apakah ini yang disebut proyek Rp2,5 miliar?
Yang membuat masyarakat geram adalah keputusan Disporabudpar dan kontraktor “Sinyo” untuk tetap melakukan PHO meskipun kekurangan ini nyata di depan mata. Apakah ini bentuk kelalaian murni atau ada indikasi permainan anggaran? Fakta bahwa hingga kini tidak ada penyelesaian menunjukkan bahwa proyek ini bukan sekadar tidak profesional, tetapi potensi skandal besar yang merugikan.
Publik menuntut langkah tegas dari Pemerintah Kabupaten Sampang, di antaranya:
Disporabudpar Sampang segera bertanggung jawab atas kelalaian ini dan memaksa kontraktor “Sinyo” menyelesaikan pekerjaannya. Serta ada Audit khusus oleh Inspektorat untuk memastikan tidak ada penyelewengan anggaran.Sanksi tegas bagi kontraktor jika terbukti bermain-main dengan proyek ini. Seorang warga menyindir tajam, “Ini proyek atau proyek-proyekan? Lapangan sepak bola atau kubangan kambing? Kalau begini caranya, lebih baik anggaran Rp2,5 miliar itu dibagikan langsung ke rakyat!”
Proyek ini menjadi potret nyata buruknya pengelolaan proyek daerah dan lemahnya pengawasan dari pihak Disporabudpar.
Di saat masyarakat berharap fasilitas yang layak, mereka justru disuguhkan hasil kerja yang Amburadul Cacat dan seperti Lapangan Tarkam.
Jika tidak ada tindakan tegas dari pemerintah, maka ini bukan hanya persoalan proyek yang Amburadul, tetapi pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat. Pemerintah Kabupaten Sampang harus memilih: menyelamatkan proyek ini atau membiarkan namanya terjerembab dalam lumpur skandal.
Biro sampang
Leave a Reply