JEMBER – Pilkada Jember terus menyuguhkan dinamika politik yang menarik. Kandidat nomor urut 1, Hendy Siswanto dan KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Hendy-Gus Firjaun), semakin memperkuat posisi mereka dengan bertambahnya dukungan dari relawan Kusen Andalas, mantan Wakil Bupati Jember periode 2005-2015. Kusen, yang pernah memimpin DPC PDIP Jember, kini aktif menggalang dukungan dari masyarakat abangan, yang memiliki pengaruh signifikan di wilayah tersebut.
Dukungan ini dinilai dapat memperluas basis suara Hendy-Gus Firjaun, terutama dari segmen masyarakat abangan. Pasangan yang diusung PDIP ini sebelumnya telah mendapatkan dukungan solid dari ribuan kader partai, yang menjadi mesin utama dalam kampanye mereka.
“Kami datang bersama Gus Firjaun dengan kekuatan penuh, menyambut relawan Pak Kusen Andalas,” ujar Hendy di depan ratusan relawan yang hadir.
Selain dukungan dari kalangan abangan, pasangan Hendy-Gus Firjaun juga terus memperluas jangkauan mereka ke kalangan santri, terutama melalui kampanye yang dibawakan oleh Gus Firjaun dengan nuansa pesantren. Kampanye ini seringkali berubah menjadi pengajian, atas permintaan warga, di mana Gus Firjaun lebih banyak membahas ilmu keagamaan. “Ini menjadi kesempatan untuk menyampaikan hal-hal baik yang menyejukkan,” ungkap putra mendiang Rais Aam PBNU KH Achmad Shiddiq tersebut.
Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 2, Muhammad Fawait-Djoko Susanto (Fawait-Djoko), tengah menghadapi permasalahan internal. Salah satu anggota tim pemenangan mereka, Mochamad Sholeh, yang juga menjabat Wakil Ketua DPC Gerindra Jember, mengumumkan pengunduran dirinya. Sholeh, yang berada di tim advokasi, mengaku merasa diabaikan setelah permintaannya terkait transparansi operasional tidak ditanggapi.
“Sejak dibaiat pada 22 September 2024, belum ada rapat. Tiba-tiba saya dengar kabar ada tim hukum yang dibentuk terpisah dari tim advokasi. Ini membuat saya bertanya, apa manfaat keberadaan saya?” ungkap Sholeh, yang berencana mengajukan surat resmi ke KPU Jember agar namanya dicabut dari Surat Keputusan (SK) KPU terkait tim kampanye.
Dima Ahyar, Sekretaris Tim Fawait-Djoko, menolak memberikan tanggapan lebih lanjut. “Kami akan menunggu klarifikasi dari Sholeh sebelum memberikan komentar lebih jauh,” ujar Dima.
Pilkada Jember yang semula berjalan relatif tenang kini mulai diwarnai dinamika internal yang berpotensi mempengaruhi peta politik di wilayah tersebut.
(Irfan,z)