Konser Kecil Menjadi Tajuk Implementasi Kurikulum Merdeka serta Gebrakan Unik di SMP N Bojongpicung 2 – Cianjur

Cianjur- Saat ini, tidak sedikit para pengajar di lembaga formal maupun nonfomal cukup kesulitan memahami hingga menerapkan kurikulum merdeka pada siswa, mengingat modern ini siswa remaja setara SMP (Sekolah Menengah Pertama) adalah usia yang rawan akan psikologinya, pasalnya di usia remaja setara SMP, sangat sensitif terhadap refleksi, teguran atau hukuman. Hal tersebut dapat mempengaruhi sikap anak terhadap lingkunganya terutama di Sekolah.

Mengingat akan hal tersebut, tidak sedikit menjadikan siswa-siswi menjadi problematik bahkan sulit dalam keikut sertaan pembelajaran baik teori maupun praktik.
Hal tersebut cukup banyak menyulitkan para pengajar terutama di strata SMP dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Namun, beda Halnya dengan Seorang Pengajar Seni Budaya di SMP Negeri 2 Bojongpicung Cianjur. Hal tersebut justru menjadi tantangan dan motivasi untuk penerapan kurikulum merdeka.

Konser Kecil atau Mini Gigs menjadi sebuah bentuk implementasi unik Kurikulum Merdeka yang dilakukan oleh Fatham Ridwan (Pengajar Seni Budaya SMP 2 Bojongpicung – Cianjur). “Project Partikelir berbentuk kolektif dengan segala kompisisi didalamnya sepertinya akan membuat Siswa – Siswi disini tertarik dalam mengambil peran guna hasil yang baik dan bagus, terlepas Siswa itu nakal, lambat, atau kekurangan yang lainya. Karena disini mereka akan memilih posisi sesuai passion mereka. Ketika mereka mimilih, saya yakin mereka akan bertanggung jawab. Karena jika tidak, mereka pun mengerti dan tahu resiko yang akan terjadi adalah hasil yang kurang maksimal untuk project kolektif yang sedang dikerjakannya”. Tutur Fatham. 8/6

Pengajar yang juga Music Enthusias sekaligus Music Director di salah satu Record label Independent ini berhasil membawa anak kepada kegiatan yang lebih dewasa, baik dalam pengambilan keputusan atau bahkan pertimbangan-pertimbangan lain dengan segala estetikanya.

Fatham Ridwan sadar bahwa bentuk kesenian tidak terbatas. Tugas Akhir yang diberikan kepada Siswa Kelas 8 ini adalah Management Acara atau lebih sering kita kenal sebagai Event Organizer. Setiap kelas diwajibkan membuat sebuah Konser Kecil yang mereka konsep dan perankan sendiri, mulai dari Penampil, Dekorasi, Dokumentasi Hingga Ticketing. “Dengan adanya Kegiatan ini sebetulnya mencakup seluruh bentuk seni, dari mulai Seni Rupa dan Grapis pada Poster, Dekorasi & Instalasi, – Seni Musik, Tari, dan Sastra pada penampilan, – Bahkan Cinematography pada Dokumentasi Pasca Acara yang saya wajibkan untuk divisi dokumentasi”. Ujar Fatham Ridwan. 8/6

Banyaknya divisi dan elemen-elemen yang dibutuhkan pada konser ini bukan menjadi hal yang rumit atau membuat Siswa/i SMP 2 Bojongpicung menjadi malas. Justru sebaliknya para Siswa sangat antusias dari jauh-jauh hari, karena mereka merasa mempunya ruang untuk mengekspresikan diri pada divisi-divisi yang ada.

Project Partikelir ini menjadi hal menarik dan unik yang patut diapresiasi. Dimana pada era ini banyak orang yang lupa mengapresiasi karya orang lain, bukan hanya siswa, mungkin pengajarpun masih ada yang kurang faham akan penting dan berharganya sebuah apresiasi bagi penyaji.

“Setiap Kelas yang menggelar Konser saya wajibkan ticketing sebagai bentuk apresiasi penonton terhadap penyelanggara, dan juga sebaliknya, agar penyelenggara juga bertanggung jawab atas apa yang sudah penonton keluarkan dengan cara menampilkan yang terbaik dan organisir yang baik pula”. Tutupnya.

SMP N 2 Bojongpicung menjadi SMP pertama di Kabupaten Cianjur yang berhasil menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka pada bidang Seni Budaya karena bisa dibilang sangat jauh dengan pembelajaran Seni Budaya yang Konvensional. Dan Fatham Ridwan berhasil membawa Siswa-Siswinya lebih berani untuk Out Of The Box dalam pembelajaranya.

Ditulis Oleh : Entang Supriatna

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.