Presiden Soeharto: Jangan Sakiti Hati Rakyat

Buseronlinenews.com – Jenderal Besar (purn) Soeharto, Presiden ke-2 R.I, pada tahun Agustus 1995, beliau pernah berpesan:
“Jangan coba-coba sakiti hati rakyat, karena rakyatlah pemegang kedaulatan tertinggi di negeri ini. Barangsiapa yang berani menyakiti hati rakyat, berarti dia berani menyakiti kedaulatan yang diperoleh dengan susah payah dari penjajah.

Ribuan warga Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, terancam digusur terkait rencana pengembangan kawasan Rempang Eco City karena lokasi proyek ini berada di dua Kelurahan Pulau Rempang, Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate.

Warga baru-baru ini bahkan sempat terlibat bentrok dengan aparat keamanan gabungan TNI-Polri pada Kamis, 7 September 2023, sekitar pukul 10.00. Akibat rencana dari perusahaan MEG milik Pengusaha Nasional Tommy Winata.

Penggusuran ini berawal dari rencana pengembangan kawasan ekonomi baru di daerah itu. Pembangunan ini menjadi fokus pemerintah pusat usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan ke Cina pada akhir Juli lalu.

Pulau Rempang adalah salah satu pulau di Kecamatan Galang yang termasuk dalam wilayah Kepulauan Riau. Pulau Rempang memiliki luas wilayah sekitar 165 kilometer persegi. Pulau Rempang terletak sekitar 3 km di sebelah tenggara Pulau Batam.

Tetapi lanjut Prof. Anthony, mengatakan: “ketika atas nama investasi, lalu rakyat dimiskinkan, kehilangan tanah dan sumber nafkah, bahkan sampai dipenjara, maka investasi hanya menjadi kedok untuk merampok hak rakyat, untuk merebut tanah leluhur masyarakat adat setempat yang sudah ditempati puluhan, bahkan ratusan tahun. Mereka tidak ada beda dengan penjajah.

“Mereka adalah Penjajah!,” tandas Prof Anthony Budiawan, yang dikutip oleh media jakartasatu.com

Terdapat 16 kampung tua dan pemukiman warga Asli di Pulau Rempang terdiri dari beberapa suku, diantaranya suku Melayu, suku Orang Laut, Suku Orang Darat.

Salah satu warga asli Pulau Rempang yakni Gerisman Ahmad mengatakan: “Warga di ketiga suku itu telah bermukim di pulau Rempang sejak 1834. “Kami sudah lama tinggal di sini, bahkan sebelum Indonesia berdiri,” ujar Gerisman dikutip dari Koran Tempo, Jumat, 8 September 2023.

Melansir laman Kebudayaan Kemdikbud, suku Orang Darat atau atau Orang Oetan (hutan) merupakan penduduk asli Pulau Batam, khususnya di Pulau Rempang. Pada 1930, seorang pejabat Belanda bernama P. Wink mengunjungi mereka di Pulau Rempang. Kunjungannya itu tertulis dalam artikel berjudul Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang, 4 Februari 1930. Tatkala Wink mengunjungi Pulau Rempang, ia mencatat ada delapan laki-laki, dua belas wanita, dan enam belas anak-anak suku Orang Darat.

Pulau Rempang dan Pulau Galang masuk dalam perluasan kawasan industri Pulau Batam dengan status kawasan Berikat. Kawasan kemudian dikenal dengan sebutan *BARELANG” singkatan dari Batam, Rempang, Galang.

Rempang Eco City ditargetkan bisa menarik nilai investasi yang ditaksir mencapai Rp 381 triliun pada tahun 2080. Bahkan, pemerintah menargetkan pengembangan Kawasan Rempang Eco City dapat menyerap hingga 306.000 tenaga kerja, hingga tahun 2080 mendatang.

RUSLAN – Sulsel

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.