BuseronlineNews.Com, Blora – Setelah melakukan pengecekan dan peninjauan langsung ke persawahan warga di kecamatan Kedungtuban beberapa waktu lalu, akhirnya Jumat, (12/08/2022) Kapolres Blora AKBP Fahrurozi, S.I.K., M.M., M.H., mengundang Forkopimda Blora bersama stake holder terkait dalam agenda Focus Group Discussion Memahami Bahaya Memasang Jebakan Tikus Dengan Aliran Listrik Di Wilayah Kabupaten Blora.
FGD tersebut digelar secara sederhana di Aula Arya Guna Polres Blora. Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Blora H. Arief Rohman, SIP, M.Si, Kapolres Blora AKBP Fahrurozi, S.I.K., M.M., M.H., Dandim 0721/Blora yang diwakili oleh Danramil Jepon Kapten Surana.
Turut hadir Pejabat Utama Polres Blora, Kepala Dinas Pertanian Blora, Kepala PLN Blora serta Ketua Praja Agung Heri dan Forkopincam Cepu, Kradenan, Kedungtuban dan Randublatung dan perwakilan Kepala desa di empat kecamatan tersebut beserta perwakilan warga pengguna jebakan tikus.
Dalam sambutannya Kapolres Blora AKBP Fahrurozi menyampaikan bahwa kegiatan ini berawal dari keprihatinan dimana ada beberapa laporan masuk terkait warga meninggal karena jebakan tikus listrik yang terjadi di wilayah Blora selatan.
“Kemarin kita sudah turun langsung untuk mengecek dan meninjau ke lokasi persawahan warga. Kita ambil random sampling di kedungtuban. Kemarin kita diskusi bersama Forkopincam Kedungtuban dan perwakilan kepala desa. Kita berikan atensi khusus karena hama tikus ini berhubungan langsung dengan ketahanan pangan,” kata Kapolres Blora.
Untuk diketahui hama tikus memang sangat meresahkan warga terutama di kawasan Blora selatan, dan penggunaan jebakan tikus memang efektif dan instan namun demikian resiko dan dampaknya besar bahkan bisa menyebabkan kehilangan nyawa seseorang.
“Untuk itulah hari ini kita mencari solusi terbaik melalui FGD dan telah kita hadirkan Kepala Dinas Pertanian, Kepala PLN dan Forkopincam hingga Kepala Desa dan perwakilan warga,” lanjutnya.
Setelah meninjau langsung lokasi di kedungtuban Kapolres memberikan atensi khusus dalam penanganan hama tikus, bahkan Kapolres mengusulkan kedepan akan digelar lomba gropyokan tikus dengan tajuk “Kapolres Cup”.
“Kedepan saya usulkan untuk dilaksanakan lomba Gropyokan Tikus Kapolres Cup dalam rangka pengendalian hama tikus tingkat kabupaten yaitu dengan sistem gropyokan tikus. Nanti siapa yang paling banyak akan mendapat hadiah dan untuk panitianya adalah Forkopincam,” tandas Kapolres Blora.
Selain itu Kapolres juga menginisiasi agar warga mau beralih dari penggunaan jebakan tikus listrik kepada penggunaan rumah burung hantu (rubuha) dalam pengendalian hama tikus sawah. Karena di beberapa wilayah di desa Gondel Kedungtuban sudah efektif dalam menggunakan rubuha.
“Itu hanya sedikit cara, hari ini kita akan diskusikan lebih lanjut bagaimana untuk pengendalian hama tikus yang terbaik di kabupaten Blora,” pungkas Kapolres.
Senada dengan Kapolres, Bupati Blora H. Arief Rohman,SIP,M.Si pun mendukung langkah yang sudah diambil oleh Kapolres Blora. Bahkan ia mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih dimana baru beberapa hari di Blora AKBP Fahrurozi langsung tancap gas di lapangan.
“Alhamdulilah kami merasa senang, Pak Kapolres ini luar biasa. Bahkan ikut terjun langsung ke lapangan. Terkait hama tikus ini kita akan berdiskusi dan mencari solusi yang baik dan ramah lingkungan,” beber Bupati Blora.
Bupati melanjutkan, setiap mendengar ada berita tentang warga meninggal karena jebakan tikus listrik disitulah muncul keprihatinan.
“Bapak Kapolres mengajak kita untuk kembali ke alam dengan cara menggunakan sistem rubuha. Untuk itu nanti kita diskusikan penggunaan dana desa untuk pengendalian hama tikus sawah, khususnya untuk pengadaan rubuha,” urai Bupati Blora.
Karena ketahanan pangan adalah penting. Peran dari Forkopincam dan Kepala desa sangat kita harapkan. Untuk nantinya dengan kelompok tani dan para petani selalu bersinergi,” pungkasnya.
Dalam FGD tersebut seluruh peserta dipersilahkan untuk menyampaikan usul, saran dan masukan demi menemukan solusi terbaik pengendalian hama tikus sawah.
( Edy / Harti ).