Rutinitas Setiap Tahun Setelah Lebaran Idul Fitri Adakan Haul Pujuk Pregih

banner 468x60

Pamekasan- Acara Haul Bhujuk pregih Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan terlaksana pada sabtu (07-05-2022) bertempat di Pasarean Bhujuk Pregih. Kegiatan ini di isi oleh Bapak Ach Syafi’ie Mantan Bupati Pamekasan.

Kegiatan ini menjadi acara rutin setiap tahun setelah lebaran idul fitri adakan Haul pujuk pregih menjalin silaturrahmi antara family menambah keeratan biar saling tegur sapa yang sudah lama tidak bertemu selama bertahun-tahun. Kalau berkunjung kerumahnya satu persatu tidak memungkinan maka acara tersebut di adakan setiap tahun. Dihadiri oleh Ach Syafai’i Mantan Bupati Pamekasan, Halili Yasin Ketua DPRD Kabupaten Pamekasan, K. Musleh Sumber Jati, banyak lagi tokoh2 yang lainnya dan masyarakat.

Beliau memulai sambutannya di depan warga dan sanak familinya yang hadir dengan menyitir hadis Rosulullah bahwa kalau ada satu orang memberi satu kebaikan kepada kita, maka kita berkewajiban membalas kebaikan yang sama atas orang tersebut.

“Bila kita tidak bisa memberikan barang yang dapat diberikan untuk membalas kebaikannya, maka berikanlah dia doa,” jelasnya.

“Meskipun kita tahu balasan kita ini belum sebanding dengan berjuta kebaikan yang ditanamkan Bujuk dimasa hidupnya”, tutur mantan Bupati Pamekasan.

Ach. Syafi’i mantan Bupatin Pamekasan tersebut terus memberikan wejangan tentang kehidupan fana dunia bahwa orang hidup di dunia seperti orang yang sedang melakukan perjalanan. Kita sedang bernaung di bawah pohon di pinggir jalan. Mau melanjutkan perjalanan ke rumah tinggal kita yang maha panjang dan abadi yaitu kematian, dan kehidupan abadi setelah kematian.

“Kalau ada orang lebih kerasan di bawah pohon tempat bernaung sementara, ketimbang berada di dalam rumah kediaman sebenarnya, maka kita telah salah memahami hidup”, sambung beliau menambahkan.

Semua tak ada yang takut pada kematian, kita hanya enggan mati, karena ingin hidup lebih panjang. Makanya bahasa agamanya ‘Karahiyatal maut’, enggan mati.

“Kita minta masuk surga, sementara kita tak mau mati. Padahal untuk masuk surga harus mati dulu. Lalu amal apa yang kita persiapkan?”, tanyanya seolah mengajak merenungi hidup.

“Kalau tak bisa istikharah memilih sendiri, maka bertanya, nyabis kepada orang yang sering bersama Allah yaitu para ulama dan Bhujuk” tambahnya.

“Dalam konteks inilah kita ingin bersama orang alim yang sangat dekat karamahnya dengan Allah yaitu Bhujuk Pandih, Bhujuk Tanggung, dan Bhujuk Tareh yang kita hauli ini”, ujarnya semakin meyakinkan.

Menurut alasan yang dikemukakan oleh dai kondang Pamekasan ini Bhujuk Pandih dan Bhujuk yang lain begitu banyak dikunjungi ribuan manusia seperti hari ini karena kuatnya dentuman rohaninya kepada Allah SWT.

“Kita, katanya jangan bercita-cita jadi Bhujuk, kalau tirakatnya biasa biasa saja,”ungkapnya.

“Bhujuk bukan buatan, ia karamah dari Allah SWT. Sekalipun Bhujuk dibuat unik tapi karamah hidupnya tak ditulis Allah tak akan menjadi Bujuk. Hamba yang keramat itu sudah diumumkan oleh malaikat Jibril sebab Cinta Allah yang luar biasa pada hamba tersebut. Maka kemudian kita jumpai, meski semasa hidupnya kurang terkenal, setelah wafatnya entah dari mana ceritanya tiba- tiba justru dikerumuni manusia yang hidup menjadi Bujuk Keramat,” imbuhnya.

Rasulullah SAW, kata beliau tak terikat ruang dan waktu, setiap orang, dimana saja dan kapan saja membaca shalawat kepadanya, maka ruhnya dikembalikan oleh Allah SWT, menjawab salam kepada siapapun yang membaca shalawat kepadanya. Yang membaca shalawat ditulis namanya beserta nama kedua orang tuanya.

Beliau juga mengajak kita agar jangan mencari keramat tapi mencari ilmu saja setinggi- tingginya.

“Keramat tak bisa diwariskan karena keramat hasil tirakat. Adapun ilmu dihasilkan sebab belajar. Keramat itu pemberian Allah, jangan dicari. Kalau ingin dicari, cari ilmu saja, keramat sebab kita punya ilmu akan datang juga kalau diizinkan oleh Allah”, tambahnya.

(Lutfi R /Mosleh)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.